Virus Oligarki Lebih Parah Dari Pada Virus Corona

       Illustrasi: Nusantaranews


Soal implementasi kepekaan sosial kita, baik dalam bentuk kepekaan terhadap pendidikan, ekonomi, agama dll. Namun kenyataan kepekaan itu ada atau tidak? atau hanya sekedar ilusi simbol gerakan dalam bentuk teoritis? yaaa sudahlah coba kita tanya pada rumput yang bergoyang”hehehe”


Sejauh ini, ada beberapa virus diataranya virus corona dan yang lebih parah virus Oligarki tidak hanya kuat di pemerintahan, bahkan ditingkatan organ gerakanpun sudah mulai menyebar.

Banyak yang terkena racun ini, kalau di biarkan, bukan hanya berbahaya bagi organisasi, tapi berbahaya bagi masadepan kemanusiaan. Apalagi virus ini melintas ke bebrpa organisasi kemahasiswaan yang berpengaruh di bangsa kita..

Harus identifikasi siapa yang berpihak kepada oligarki dan politisi dan siapa yang berpihak pada kepentingan rakyat. Sudah seharusnya kita fahami bahwa hieraki hukum, hukum konstitusi lebih diatas di banding hukum adat.

Coba kita lihat baru-baru ini, tepatnya di Kota Palopo sejumlah mahasiswa unjuk rasa sebagai bentuk protes “penggusuran” puluhan pedagang di Terminal Dangerakko. Namun sampai hari ini pihak legislatif bahkan eksekutif acu tak acu dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi rakyatnya.

Ingat konflik industrial yang mengorbankan buruh masih bnyak, konflik agraria strukutal nasional semakin meluas dari ratusan kasus yang mengorbankan 8 ribu lebih masyatakat hanya beberap yang baru di selesaikan.

Kerusakan dan bencana ekologis smakin menjadi”. Blum lagi wilayah kelola rakyat makin sempit akibat infrastruktur dan pembanguan akstraktif.

Akan lebih parah jika pemerintah hanya mengedepankan tugas partaiya dibandingkan tugasnya terhadap masyrakat, bagimana nasib kaum buruh?? yang kita lihat penghargaan Perbedaan pendapat antara pro dan kontra, itu saja yang di bahas di layar tv.

Jadi intinya, soal keberpihakan tidak ada kata toleransi kepada mereka yang tidak berpihak pada rakyat. Saya ndak habis pikir para legislatif hanya untuk menyusahkan rakyat kecil, mengiyakan penggusuran menyetujui pengrusakan lingkungan, mendukung oligarki.

Sementara hari kita faham, demokrasi dalam pandangan Abraham Lincoln yang pada prinsipnya bahwa kekuasahan itu ada pada rakyat. Namun nyatanya dan benar adanya demokrasi hari ini akan menjadi mandul ketika di bajak oleh segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab. Demokrasi yang sejatihnya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, berubah menjadi Elitkrasi; dari elit, oleh elit dan untuk elit.

Siapapun dia, meski dia keluarga kita satu organisasi kita, saya lebih tidak toleran kalau soal keberpihakan.Toleransi di gunakan untuk membela hak-hak marginal, dan soal teologi dan keimanan. Tapi soal menghargai pendukung oligarki, itu bukan toleransi tapi harus di kasih Oli Aki…


Coba kita banyangkan bagimana pemerintah hari ini. Dalam realitas kaca mata saya, banyak hal yang babat habis oleh Oligarki termasuk Pengadaan tanah, land Banking dan Perizinan pembangunan.

Potensi konflik agraria dan kerusakan ekologisnya terus mencuat. Itu masuk dalam Hablumminal alam. Potensi Pelanggaran ham juga banyak, bisa di lihat dari hak sisi politik dll. Selain itu dalam ketenagakerjaan tidak merata. Masih banyak lagi, banyak yang bisa di akses kalo soal hasil kajian. Tapi membaca hasil kajian akan menggiring kita pada satu pemahaman tertentu. Kita hanya konsumtif dan tidak produktif.


Maka dari itu saran dan kritik kontruksif penulis harapkan kepada seluruh yang membaca tulisan saya demi pembelajaran dan pemikiran yang lebih cemerlang lagi kedepannya.

Sekian dan terimakasih banyak dari saya

Post a Comment

Previous Post Next Post